Jadikan Indonesia Negara Berbudaya Dalam Membaca

By Nurul Fajriyah - Oktober 21, 2019

Doc. Republika.co.id
Indonesia telah dikenal dunia sebagai negara yang kaya akan budaya, ramah kepada sesama, populer dengan bahasa yang beragam, citra luhur telah melekat pada pribadi Indonesia.

Sebagai negara Republik yang terdiri dari 17.504 pulau, bangsa ini masih memiliki sisi kemunduran dan tertinggal yaitu budaya membaca. Ternyata dunia belum mengakui jika kesempurnaan terletak pada tanah air yang kita cintai ini.

Disisi kesempurnaan budaya yang Indonesia miliki, sebagai anak bangsa, kita masih memiliki tugas yang harus dijalani dengan ketekunan, kedisiplinan, dan tekat yang kuat.

Tugas yang harus kita pikul adalah melekatkan minat baca pada diri setiap orang di Indonesia. Hal itu terjadi karena minat baca masyarakat Indonesia terhitung sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Pada tahun 2017, berdasarkan daftar World’s Most Literate Nations Ranked dari penelitian yang dilakukan John W. Miller, Duta Baca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menuturkan, dari 61 negara, Indonesia menempati urutan ke-60 terkait dengan minat baca. Fakta itu berbanding terbalik dengan jumlah pengguna internet terbanyak ke-5 di dunia.

Cara memupuk minat baca pada masyarakat

Di zaman yang kian modern ini, minat cinta akan literasi kenapa semakin terpuruk dan tertinggal? Dari pertanyaan itu, kita tidak bisa tinggal diam. Budaya cinta membaca harus kita bumikan di seluruh tanah air.

Terdapat banyak cara untuk merealisasikan tugas kita tersebut. Berikut kami rangkum 4 cara yang bisa kita tempuh.

1. Perpustakan Keliling

Perpustakaan keliling merupakan suatu program yang memudahkan akses masyarakat untuk menjangkau fasilitas dan ketersediaan perpustakaan umum yang jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.

Sejak tahun 2009, Dewanto dalam Fetty telah mengatakan bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah mengusahakan agar sebanyak mungkin masyarakat membaca dan memperoleh informasi, sehingga dengan itu masyarakat akan cerdas, bijak dan penuh kreasi.

Perpustakaan keliling juga efektif dalam menyusuri banyak tempat setiap harinya, terutama pedesaan.

Dari fasilitas perpustakaan keliling, orang-orang akan terbiasa untuk datang dan membaca sebagaimana saat mereka berkumpul dan bertukar informasi melalui obrolan-obrolan ringan.

Ketersediaan buku-buku yang beragam dari segala edisi di perpustakaan kelilingakan menyenangkan karena semua orang yang datang akan menemukan bacaannya masing-masing, terutama bagi anak-anak.

Sebagaimana kita ketahui bahwa memupuk minat baca pada usia dini dapat menghasilkan budaya baca yang konsisten dan beragam dikarenakan rasa ingin tau anak-anak yang tinggi.

Perpustakaan keliling juga bisa menjadi langkah baik untuk mensosialisasikan pemahaman pentingnya membaca bagi orang dewasa agar menjadikannya pelajaran yang harus diterapkan di kehidupan sehari-hari dengan harapan bisa menjadi budaya yang akan diterapkan di keluarga masing-masing.

2. Mengintegrasi Perpustakaan di Setiap Daerah

Walaupun zaman terus berkembang, perpustakaan senantiasa memegang peranan penting sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Jika di kota-kota besar kita mudah menemukan tempat yang nyaman unruk membaca, banyak masyarakat yang kemudian terbiasa untuk membaca buku di tempat-tempat umum, lain halnya dengan masyarakat di desa.

Banyak masyarakat yang tidak terbiasa untuk membaca karena mereka tidak mengenal dan tidak tahu cara untuk membaca.

Dari kasus ini, pemerintah dapat meningkatan minat membaca dengan melakukan integrasi di perpustakaan setiap tingkat daerah, hal ini membuat masyarakat lebih mudah mengakses buku buku terbaru dan bermutu. Semua bertahap, langkah itu dianggap dapat menjadi awal pergerakan cinta literasi.

3. Merekrut Masyarakat Untuk Menjadi Pengajar

Selain fasilitas yang telah dipaparkan pada dua nomor diatas, pemerintah juga harus merekrut beberapa masyarakat yang dinilai mampu menjadi pengajar dalam memperkenalkan huruf kepada masyarakat yang lain.

Mereka yang terpilih akan menjalani tugasnya untuk memperkenalkan dan mendidik masyarakat agar mahir membaca.

Pengajar dipilih dari masing-masing desa agar dapat memacu semangat masyarakat yang lain dalam menyadarkan sesama bahwa desanya harus maju dalam bidang literasi. Semangat kekeluargaan akan mudah dirasakan jika berjuang bersama lingkungan yang kita singgahi. 

Sebab jika hanya membangun tempat yang nyaman untuk membaca namun tidak membekali mereka cara menggunakannya itu tidak akan efektif untuk sampai pada cita-cita penggerak literasi yaitu Budaya Cinta Membaca.

4. Bergerak Serentak Ciptakan Pojok Baca

Perubahan yang baik bisa ditempuh dengan kebersamaan. Tidak hanya tanggung jawab satu dua pihak, kini saatnya kita mulai dengan memikul tugas bersama-sama.

Ciptakan Pojok Baca di segala tempat seperti sekolah, posyandu, kantor desa, alun-alun, semua bisa menjadi tempat yang nyaman untuk membaca.

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai pengembangan dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pada Anak.

Pojok Baca di setiap tempat memiliki manfaat antara lain: Dapat meningkatkan rasa seseorang untuk lebih gemar membaca dan memiliki daya pikir yang baik; mendekatkan buku pada masyarakat sehingga dapat lebih tertarik membaca;

Membudayakan rutinitas membaca di saat seseorang merasa jauh untuk menghampiri perpustakaan, masyarakat bisa membaca di tempat-tempat yang nyaman.

Semua bisa menjadi pengajar untuk meningkatkan minat membaca. Semua bisa menjadi kawan untuk belajar dan menggali informasi yang bermutu melalui buku dan bahan bacaan lain.


  • Share:

You Might Also Like

22 coment�rios

  1. Isi nya bagusss, tapi jadi pertanyaan juga apakah kalo baca melalui media gadget tetap termasuk budaya membaca yg benar?? Eh iya ada satu typo uwu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu penting kita bahas, sepertinya kalo bahas antara gadget dan budaya membaca sehat, ada kaitannya dengan jenis bacaan yang diminati orang-orang zaman sekarang.

      Semoga lekas berjumpaa biar kita ngobrol-ngobrol.

      Sudah di perbaiki, terima kasih atas kunjungannya, Thasya🌼

      Hapus
  2. Mantab jiwaa nurul,maen" ke blog gua lah 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau!!^^ tulis alamat blognya ya biar aku bisa berkunjung☺️

      Hapus
  3. Mantab jiwaa nurul,maen" ke blog gua lah 😂

    BalasHapus
  4. Suka banget sama kalimat terakhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat selalu menjadi orang baik nan bermanfaat yaa! Lingkungan butuh kamuu.🌼

      Hapus
  5. Kereen sii, tpii lebih teliti ada yang typoo tuhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk koreksinya, terima kasih sudah berkunjung🌼

      Hapus
  6. mari budayakan membaca, mulai dari baca novel kesukaan.

    BalasHapus
  7. Rasa untuk tetap mempertahankan budaya membaca memang kini dirasa cukup sulit.. Karna kebanyakan mereka lebih memilih untuk memainkan gadget nyaa:(.. Terimakasih informasinya

    BalasHapus
  8. untungnya pas jaman aku sekolah ada jam literasi, sebelum belajar suruh baca dulu buku apa aja. bagus bgt buat ningkatin minat baca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren banget, semoga kedepannya bisa jadi kebiasaan di semua sekolah-sekolah.. terima kasih sudah berbagi kisah tentang masa sekolah.^^

      Hapus
  9. Ini nih supaya mental baca anak bangsa bisa meningkat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat memberi contoh baik ke lingkungan dalam membaca, Sas.^^

      Hapus
  10. semoga anak-anak di luar sana hobinya berubah jadi suka membaca, bukan kecanduan main gadget

    BalasHapus