Doc. Republika.co.id |
Sebagai negara Republik yang terdiri dari 17.504 pulau, bangsa ini masih memiliki sisi kemunduran dan tertinggal yaitu budaya membaca. Ternyata dunia belum mengakui jika kesempurnaan terletak pada tanah air yang kita cintai ini.
Disisi kesempurnaan budaya yang
Indonesia miliki, sebagai anak bangsa, kita masih memiliki tugas yang harus
dijalani dengan ketekunan, kedisiplinan, dan tekat yang kuat.
Tugas yang harus kita pikul adalah melekatkan minat baca pada diri setiap orang di Indonesia. Hal itu terjadi karena minat baca masyarakat Indonesia terhitung sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Tugas yang harus kita pikul adalah melekatkan minat baca pada diri setiap orang di Indonesia. Hal itu terjadi karena minat baca masyarakat Indonesia terhitung sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Pada tahun 2017, berdasarkan
daftar World’s Most Literate Nations Ranked dari penelitian yang dilakukan John
W. Miller, Duta Baca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menuturkan, dari
61 negara, Indonesia menempati urutan ke-60 terkait dengan minat baca. Fakta
itu berbanding terbalik dengan jumlah pengguna internet terbanyak ke-5 di
dunia.
Cara memupuk minat baca pada masyarakat
Di zaman yang kian modern ini,
minat cinta akan literasi kenapa semakin terpuruk dan tertinggal? Dari
pertanyaan itu, kita tidak bisa tinggal diam. Budaya cinta membaca harus kita
bumikan di seluruh tanah air.
Terdapat banyak cara untuk
merealisasikan tugas kita tersebut. Berikut kami rangkum 4 cara yang bisa kita
tempuh.
1. Perpustakan Keliling
Perpustakaan keliling merupakan
suatu program yang memudahkan akses masyarakat untuk menjangkau fasilitas dan
ketersediaan perpustakaan umum yang jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.
Sejak tahun 2009, Dewanto dalam
Fetty telah mengatakan bahwa tujuan perpustakaan keliling adalah mengusahakan
agar sebanyak mungkin masyarakat membaca dan memperoleh informasi, sehingga
dengan itu masyarakat akan cerdas, bijak dan penuh kreasi.
Perpustakaan keliling juga efektif dalam menyusuri banyak tempat setiap harinya, terutama pedesaan.
Perpustakaan keliling juga efektif dalam menyusuri banyak tempat setiap harinya, terutama pedesaan.
Dari fasilitas perpustakaan
keliling, orang-orang akan terbiasa untuk datang dan membaca sebagaimana saat
mereka berkumpul dan bertukar informasi melalui obrolan-obrolan ringan.
Ketersediaan buku-buku yang
beragam dari segala edisi di perpustakaan kelilingakan menyenangkan karena
semua orang yang datang akan menemukan bacaannya masing-masing, terutama bagi
anak-anak.
Sebagaimana kita ketahui bahwa memupuk minat baca pada usia dini dapat menghasilkan budaya baca yang konsisten dan beragam dikarenakan rasa ingin tau anak-anak yang tinggi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa memupuk minat baca pada usia dini dapat menghasilkan budaya baca yang konsisten dan beragam dikarenakan rasa ingin tau anak-anak yang tinggi.
Perpustakaan keliling juga bisa
menjadi langkah baik untuk mensosialisasikan pemahaman pentingnya membaca bagi
orang dewasa agar menjadikannya pelajaran yang harus diterapkan di kehidupan
sehari-hari dengan harapan bisa menjadi budaya yang akan diterapkan di keluarga
masing-masing.
2. Mengintegrasi Perpustakaan di
Setiap Daerah
Walaupun zaman terus berkembang,
perpustakaan senantiasa memegang peranan penting sebagai sumber ilmu
pengetahuan.
Jika di kota-kota besar kita mudah menemukan tempat yang nyaman unruk membaca, banyak masyarakat yang kemudian terbiasa untuk membaca buku di tempat-tempat umum, lain halnya dengan masyarakat di desa.
Jika di kota-kota besar kita mudah menemukan tempat yang nyaman unruk membaca, banyak masyarakat yang kemudian terbiasa untuk membaca buku di tempat-tempat umum, lain halnya dengan masyarakat di desa.
Banyak masyarakat yang tidak
terbiasa untuk membaca karena mereka tidak mengenal dan tidak tahu cara untuk
membaca.
Dari kasus ini, pemerintah dapat meningkatan minat membaca dengan melakukan integrasi di perpustakaan setiap tingkat daerah, hal ini membuat masyarakat lebih mudah mengakses buku buku terbaru dan bermutu. Semua bertahap, langkah itu dianggap dapat menjadi awal pergerakan cinta literasi.
Dari kasus ini, pemerintah dapat meningkatan minat membaca dengan melakukan integrasi di perpustakaan setiap tingkat daerah, hal ini membuat masyarakat lebih mudah mengakses buku buku terbaru dan bermutu. Semua bertahap, langkah itu dianggap dapat menjadi awal pergerakan cinta literasi.
3. Merekrut Masyarakat Untuk
Menjadi Pengajar
Selain fasilitas yang telah
dipaparkan pada dua nomor diatas, pemerintah juga harus merekrut beberapa
masyarakat yang dinilai mampu menjadi pengajar dalam memperkenalkan huruf kepada
masyarakat yang lain.
Mereka yang terpilih akan
menjalani tugasnya untuk memperkenalkan dan mendidik masyarakat agar mahir membaca.
Pengajar dipilih dari masing-masing desa agar dapat memacu semangat masyarakat yang lain dalam menyadarkan sesama bahwa desanya harus maju dalam bidang literasi. Semangat kekeluargaan akan mudah dirasakan jika berjuang bersama lingkungan yang kita singgahi.
Pengajar dipilih dari masing-masing desa agar dapat memacu semangat masyarakat yang lain dalam menyadarkan sesama bahwa desanya harus maju dalam bidang literasi. Semangat kekeluargaan akan mudah dirasakan jika berjuang bersama lingkungan yang kita singgahi.
Sebab jika hanya membangun tempat yang nyaman untuk membaca namun tidak membekali mereka cara menggunakannya itu tidak akan efektif untuk sampai pada cita-cita penggerak literasi yaitu Budaya Cinta Membaca.
4. Bergerak Serentak Ciptakan
Pojok Baca
Perubahan yang baik bisa ditempuh
dengan kebersamaan. Tidak hanya tanggung jawab satu dua pihak, kini saatnya
kita mulai dengan memikul tugas bersama-sama.
Ciptakan Pojok Baca di segala tempat seperti sekolah, posyandu, kantor desa, alun-alun, semua bisa menjadi tempat yang nyaman untuk membaca.
Ciptakan Pojok Baca di segala tempat seperti sekolah, posyandu, kantor desa, alun-alun, semua bisa menjadi tempat yang nyaman untuk membaca.
Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai pengembangan
dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pada
Anak.
Pojok Baca di setiap tempat
memiliki manfaat antara lain: Dapat meningkatkan rasa seseorang untuk lebih
gemar membaca dan memiliki daya pikir yang baik; mendekatkan buku pada
masyarakat sehingga dapat lebih tertarik membaca;
Membudayakan rutinitas membaca di saat seseorang merasa jauh untuk menghampiri perpustakaan, masyarakat bisa membaca di tempat-tempat yang nyaman.
Membudayakan rutinitas membaca di saat seseorang merasa jauh untuk menghampiri perpustakaan, masyarakat bisa membaca di tempat-tempat yang nyaman.
Semua bisa menjadi pengajar untuk
meningkatkan minat membaca. Semua bisa menjadi kawan untuk belajar dan menggali
informasi yang bermutu melalui buku dan bahan bacaan lain.
22 coment�rios
kerenn
BalasHapusImam yang ajari, terima kasih Imam...
HapusIsi nya bagusss, tapi jadi pertanyaan juga apakah kalo baca melalui media gadget tetap termasuk budaya membaca yg benar?? Eh iya ada satu typo uwu
BalasHapusItu penting kita bahas, sepertinya kalo bahas antara gadget dan budaya membaca sehat, ada kaitannya dengan jenis bacaan yang diminati orang-orang zaman sekarang.
HapusSemoga lekas berjumpaa biar kita ngobrol-ngobrol.
Sudah di perbaiki, terima kasih atas kunjungannya, Thasya🌼
Mantab jiwaa nurul,maen" ke blog gua lah 😂
BalasHapusMau!!^^ tulis alamat blognya ya biar aku bisa berkunjung☺️
HapusMantab jiwaa nurul,maen" ke blog gua lah 😂
BalasHapusSuka banget sama kalimat terakhir
BalasHapusSemangat selalu menjadi orang baik nan bermanfaat yaa! Lingkungan butuh kamuu.🌼
HapusKereen sii, tpii lebih teliti ada yang typoo tuhh
BalasHapusTerima kasih untuk koreksinya, terima kasih sudah berkunjung🌼
HapusCiptakan budaya membaca
BalasHapusLestarikan!^^
Hapusmari budayakan membaca, mulai dari baca novel kesukaan.
BalasHapusnovel yg bagus apa kak
HapusRasa untuk tetap mempertahankan budaya membaca memang kini dirasa cukup sulit.. Karna kebanyakan mereka lebih memilih untuk memainkan gadget nyaa:(.. Terimakasih informasinya
BalasHapusuntungnya pas jaman aku sekolah ada jam literasi, sebelum belajar suruh baca dulu buku apa aja. bagus bgt buat ningkatin minat baca
BalasHapusKeren banget, semoga kedepannya bisa jadi kebiasaan di semua sekolah-sekolah.. terima kasih sudah berbagi kisah tentang masa sekolah.^^
HapusIni nih supaya mental baca anak bangsa bisa meningkat
BalasHapusSemangat memberi contoh baik ke lingkungan dalam membaca, Sas.^^
Hapussemoga anak-anak di luar sana hobinya berubah jadi suka membaca, bukan kecanduan main gadget
BalasHapussangat memotivasi,kereen
BalasHapus