Semangat dalam meraih ilmu adalah salah
satu hal yang sangat penting dan wajib kita tekuni. Sebagai seorang muslim,
mengenal Allah dan mempelajari agama dapat dicapai dengan berilmu,
menegakkan keadilan bisa dicapai dengan berilmu, mengerti dalam bidang yang
ditekuni bisa ditempuh dengan berilmu.
Menghafal serta memahami setiap ilmu bisa
dijadikan salah satu langkah yang dapat mengantarkan seseorang untuk menuju kemuliaan
yang diridai oleh-Nya. Bicara tentang menghafal, teman-teman pasti sudah
berusaha keras untuk mengistiqomahkan diri dalam menjaga hafalan, kan?
Agar hati senantiasa teguh pada niat yang
hanya untuk Illahi, mari bersama kita pelajari faktor apa sajakah yang membuat
Allah memudahkan kita dalam menghafal serta faktor yang juga dapat membuat kita
mudah untuk lupa.
Mudah dalam menghafal
Faktor terkuat untuk mempermudah seseorang
dalam menghafal ialah dengan membaca Alquran, dengan kesungguhan dan ketekunan
dalam hati, mengurangi makan, dan salat malam.
"Tiada sesuatu yang lebih bisa
meningkatkan hafalan seseorang daripada membaca Alquran dengan nazhar (melihat
mushaf). Membaca Alquran dengan nazhar itu lebih utama,
sebagaimana sabda Nabi Solallahu alaihi wassalam :
"Amalan umatku yang paling utama
adalah membaca Alquran dengan nazhar."¹
Dikutip dari buku Ta'limul
Muta'alim karya Imam Az-Zarnuji bahwa bersiwak, minum madu, makan
kundarah dicampur gula dan makan anggur kering merah (kismis merah) 21 butir
dalam kondisi kosong setiap harinya juga dapat mempermudah hafalan, selain itu
juga dapat dijadikan sebagai obat dari berbagai macam penyakit.
Mudah lupa
Adapun yang menjadikan seseorang menjadi
mudah lupa akan ilmu yang seseorang coba untuk hafalkan ialah maksiat,
banyaknya dosa, hati yang senantiasa gelisah, kesedihan yang berkepanjangan
karena urusan dunia dan banyaknya kesibukan serta ikatan dengan dunia.
Memikirkan dunia tak lepas dari akibat
kegelapan hati, sedangkan berambisi pada akhirat tak lepas akibat hati yang
bercahaya. Orang yang terlalu mengejar dunia akan menghalangi untuk berbuat
kebajikan, sementara orang yang senaniasa mengejar akhirat dalam hidupnya akan
mendekatkannya pada kebajikan.
Salat yang khusyuk dan mencari ilmu dapat
menjadi penawar hati bagi seseorang yang senantiasa dalam kegelisahan dan
kesedihan yang tiada terputus. Seperti yang telah disampaikan dalam syair Syekh
Al-Imam Nashr bin Al-Hasan Al Marghinani
"Mintalah tolong, wahai Nashr putra
Al-Hasan dalam engkau mencari ilmu-ilmu yang tersembunyi. Hanya itu, yang bisa
membuang duka, selain itu tidak dapat dipercaya."
Semoga Allah senantiasa mudahkan jiwa dan
raga setiap dari kita dalam menerima ilmu dan dalam menghafal, semoga setiap
langkah yang kita tapaki ialah langkah yang semakin mendekatkan diri pada
rida-Nya. Setiap niat yang dilaksanakan karena Allah, semoga senantiasa Allah
berkahi.
Semangat menuntut ilmu, duhai muda mudi
yang rindu akan cerahnya cahaya kemenangan. Rajutlah waktu yang dimiliki dengan
hal terbaik penuh manfaat agar tiada penyesalan di akhir hari
pertanggungjawaban.
Catatan kaki
[1] Disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Haitsami
dalam Tahrir Al-Maqal (manuskrip):3 dengan lafal "sebaik-baik ibadah
umatku adalah membaca Al-quran dengan nazhar." Ia berkata: Hadist ini
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Disebutkan pula oleh As-Suyuthi
dengan lafal tadi dalam Al-Kabir. 1/116 dan berkata : Ia telah dikeluarkan ikeh
Al-Hakim dari 'Ubadah bin Shamit.
Sumber bacaan : Ta'limul Muta'alim
( Pentingnya Adab Sebelum Ilmu) karya Imam Az-Zarnuji.
Penulis : Nurul Fajriyah