bunga, mekar bergantian, layu bergiliran. Sesuatu yang hilang, pasti akan terganti. (Nurul Fajriyah) |
Lika
liku hidup mungkin sering membuat kita mengeluh, bahagia, marah, kesal, tertawa,
menangis , lelah bahkan ingin menyerah. Aku juga, belasan tahun Allah amanahkan
kehidupan untukku, beberapa kali aku meminta dalam isak tangis, “sudahi saja
kehidupanku didunia,ya Allah aku ingin kembali pada-Mu saja.” Tapi ada satu
masa yang membuat aku merasa disadarkan saat aku membaca syair seorang rekan.
Sore itu, di stasiun saat sedang menunggu kereta arah Jakarta Kota, aku membuka
gawaiku dan melihat unggahan syair dari seorang rekan. Dalam syair yang
ditulisnya berisi, “hidup perkara bersyukur, bisa jadi apa yang sedang kau
keluhkan dalam hidupmu adalah apa-apa yang didambakan dalam kehidupan yang
sedang dijalani oleh orang lain.”
Setelah
membaca itu, aku tidak merasa memandang apapun meski aku tidak memejamkan mata,
pandangan ini tidak menyimpulkan apa yang ada dihadapannya, kemudian kereta
datang, aku masuk dan berdiri di sebelah kanan pintu sambil memandang setiap
jalan didalam kereta yang sedang melaju.
Sejak
saat itu aku tersadar, mengingat apa-apa saja yang salah dalam sudut pandang
saat aku memaknai kehidupanku. Ternyata kesalahan dalam memaknai hidup juga
dapat membuat kita lebih mudah menyerah, mudah putus asa. Saat sebelum itu,
mungkin aku terlalu (hanya) memikirkan diriku sendiri, bahagia apa yang harus
aku ciptakan, bagaimana meraih kesuksesan yang aku inginkan dan lain
sebagainya. Sehingga saat satu mimpi tak dapat aku jadikan nyata, kecewa akan
datang dengan riuh menemani.
Padahal
seharusnya bukan “aku ikuti mauku” tapi “aku ikuti mau-Mu, ya Allah”, Februari
2017 menjadi saksi, hal itu aku abadikan di informasi whatsappku,
hehe. Tersadar bahwa kita hanyalah manusia yang Allah ciptakan sebagai sosok
yang rapuh, karena Allah yang Maha Kuat. Allah ciptakan kita sebagai sosok yang
tidak mengetahui apa-apa yang belum dan akan terjadi, karena Allah yang Maha
Mengetahui.
Kehidupan
yang masih Allah amanahkan pada diri kita, tak melulu kisahnya hanya untuk
kita, seringkali Allah menjadikan kita perantara saat Allah mau membahagiakan
hamba-hamba-Nya yang berada di sekitar kita, ya kan? Semua kebaikan dan
kebahagiaan yang telah kita hadirkan untuk hidup orang lain, juga bukan karena
kita mampu menjalankannya, melainkan Allah yang Maha Mampu menggerakan diri dan
jiwa kita untuk melakukan kebaikan tersebut.
Hidup
memang serangkaian langkah, dan dalam setiap langkah itu, pastikan kita terus
berusaha untuk sertakan bahagia untuk sosok-sosok yang kita temui. Memaknai
hidup dengan cara ini terasa lebih ringan dan lebih bahagia karena kita tak
dituntut untuk menjadikan nyata akan apa-apa yang kita inginkan, melainkan kita
sedang menjalani apa-apa yang Allah inginkan jadi apapun yang terjadi itulah
skenario terbaik yang Allah sediakan untuk kita.
Terima
kasih sudah menyediakan waktu untuk membaca, semoga aku tidak mengganggu
waktumu yang sangat berharga itu. Oh ya, tentu aku bahagia tulisan ini dibaca
oleh sosok hebat sepertimu, teruslah dan selalu bahagiakan mereka, orang-orang
yang Allah hadirkan untuk ada dalam hidupmu, disekelilingmu. Serta tetap
semangat dan selalu bijak dalam memaknai hidup, semoga kita tak pernah
menyia-nyiakan langkah kehidupan yang telah Allah amanahkan. Bahagia selalu,
terima kasih sudah selalu berjuang untuk kebahagiaan orang lain.
0 coment�rios