Antara Menyerah dan Bangkit

By Nurul Fajriyah - September 04, 2019

bunga, mekar bergantian, layu bergiliran. Sesuatu yang hilang, pasti akan terganti. (Nurul Fajriyah)


Lika liku hidup mungkin sering membuat kita mengeluh, bahagia, marah, kesal, tertawa, menangis , lelah bahkan ingin menyerah. Aku juga, belasan tahun Allah amanahkan kehidupan untukku, beberapa kali aku meminta dalam isak tangis, “sudahi saja kehidupanku didunia,ya Allah aku ingin kembali pada-Mu saja.” Tapi ada satu masa yang membuat aku merasa disadarkan saat aku membaca syair seorang rekan. Sore itu, di stasiun saat sedang menunggu kereta arah Jakarta Kota, aku membuka gawaiku dan melihat unggahan syair dari seorang rekan. Dalam syair yang ditulisnya berisi, “hidup perkara bersyukur, bisa jadi apa yang sedang kau keluhkan dalam hidupmu adalah apa-apa yang didambakan dalam kehidupan yang sedang dijalani oleh orang lain.”

Setelah membaca itu, aku tidak merasa memandang apapun meski aku tidak memejamkan mata, pandangan ini tidak menyimpulkan apa yang ada dihadapannya, kemudian kereta datang, aku masuk dan berdiri di sebelah kanan pintu sambil memandang setiap jalan didalam kereta yang sedang melaju.

Sejak saat itu aku tersadar, mengingat apa-apa saja yang salah dalam sudut pandang saat aku memaknai kehidupanku. Ternyata kesalahan dalam memaknai hidup juga dapat membuat kita lebih mudah menyerah, mudah putus asa. Saat sebelum itu, mungkin aku terlalu (hanya) memikirkan diriku sendiri, bahagia apa yang harus aku ciptakan, bagaimana meraih kesuksesan yang aku inginkan dan lain sebagainya. Sehingga saat satu mimpi tak dapat aku jadikan nyata, kecewa akan datang dengan riuh menemani.

Padahal seharusnya bukan “aku ikuti mauku” tapi “aku ikuti mau-Mu, ya Allah”, Februari 2017 menjadi saksi, hal itu aku abadikan di informasi whatsappku, hehe. Tersadar bahwa kita hanyalah manusia yang Allah ciptakan sebagai sosok yang rapuh, karena Allah yang Maha Kuat. Allah ciptakan kita sebagai sosok yang tidak mengetahui apa-apa yang belum dan akan terjadi, karena Allah yang Maha Mengetahui.

Kehidupan yang masih Allah amanahkan pada diri kita, tak melulu kisahnya hanya untuk kita, seringkali Allah menjadikan kita perantara saat Allah mau membahagiakan hamba-hamba-Nya yang berada di sekitar kita, ya kan? Semua kebaikan dan kebahagiaan yang telah kita hadirkan untuk hidup orang lain, juga bukan karena kita mampu menjalankannya, melainkan Allah yang Maha Mampu menggerakan diri dan jiwa kita untuk melakukan kebaikan tersebut.

Hidup memang serangkaian langkah, dan dalam setiap langkah itu, pastikan kita terus berusaha untuk sertakan bahagia untuk sosok-sosok yang kita temui. Memaknai hidup dengan cara ini terasa lebih ringan dan lebih bahagia karena kita tak dituntut untuk menjadikan nyata akan apa-apa yang kita inginkan, melainkan kita sedang menjalani apa-apa yang Allah inginkan jadi apapun yang terjadi itulah skenario terbaik yang Allah sediakan untuk kita.

Terima kasih sudah menyediakan waktu untuk membaca, semoga aku tidak mengganggu waktumu yang sangat berharga itu. Oh ya, tentu aku bahagia tulisan ini dibaca oleh sosok hebat sepertimu, teruslah dan selalu bahagiakan mereka, orang-orang yang Allah hadirkan untuk ada dalam hidupmu, disekelilingmu. Serta tetap semangat dan selalu bijak dalam memaknai hidup, semoga kita tak pernah menyia-nyiakan langkah kehidupan yang telah Allah amanahkan. Bahagia selalu, terima kasih sudah selalu berjuang untuk kebahagiaan orang lain.

  • Share:

You Might Also Like

0 coment�rios