Tuai Bahagia yang Kekal

By Nurul Fajriyah - September 11, 2019

seperti ikan yang hidup nyaman di dalam air tanpa tau bagaimana luasnya kehidupan dengan udara atau seperti bakteri yang bisa ada dimanapun. (Nurul Fajriyah)




Mau sampai kapan? Mematung dihadapan "dunia" dalam genggamanmu itu.
Mau sampai kapan? Berteman dengan sunyi atau sekedar mencari keramaian dengan asyik memperhatikan kehidupan orang lain.
Mau sampai kapan? membaca opini orang lain melalui kancah dunia maya.
Mau sampai kapan? Menghabiskan waktu tanpa adanya manfaat apa-apa.
Mau sampai kapan? Melihat perdebatan, segala kejahatan tanpa kita membela yang seharusnya benar dengan aksi nyata.

Pernahkah kamu, ada dalam kondisi seperti itu?
Hari dipenuhi malas, maunya berbaring, meringkuk sambil memandang handphone, sepanjang hari.
Bangkit, itu nyaman yang melelahkan, lelah tiada ujung, lelah yang pada akhirnya akan sia-sia juga.
Bergerak di dunia nyata, cobalah untuk "hadir" disana, buat ceritamu sendiri, apapun yang bisa kamu lakukan.

Kenapa?
Sadar ataupun tidak, dengan memilih untuk menyia-nyiakan waktu luang, kita sudah kehilangan banyak hal, waktu terus berlalu akibat di kejar oleh orang-orang yang memiliki tekad. Kita bukan orang yang diistimewakan oleh waktu, bukan juga orang yang dipuja oleh usia. Mereka pasti pamit. Pamit tanpa permisi, tanpa izin atau sampai menulis surat sebagai salam perpisahan.
Kita bukan siapa-siapa jika masih memilih untuk meringkuk di tempat persembunyian yang gelap dan hanya berani mengintip dari balik jendela kehidupan, menertawakan tanpa ikut merasakan perjuangan, berkritik tanpa tau persoaalan yang tersembunyi. Kita tidak akan mendapati kebenaran hanya dengan melihat kejadian tanpa ikut sertakan indra yang lain.

Kita harus lebih dari itu. Lebih dari hanya sekedar melihat, lebih dari rasa takut dan ragu dalam hati, jangan kau acuh akan perkataan mereka, lawan saat mereka tetap berbicara dalam hatimu tentang "ketidakmampuan". Jangan biarkan semangat (yang hidup di sisi hatimu yang lain) itu mati, jangan biarkan dia sendiri, jadilah sahabat bagi semua rasa, bagi semangat, ragu dan takut. Jadilah sahabat yang menuntun pada cahaya. Seorang sahabat pasti akan selalu mendukung, menuntun, memberi arah meski dengan cara yang berbeda-beda. Ragu dan takut akan mendukungmu dengan cara menantang, lalu semangat akan menjadi keyakinan bahwa kau bisa terima tantangan itu.

Masih terus membaca ceritaku? Kali ini cukup. Aku tidak ingin banyak membuat kamu berbicara dalam hati sendirian. Kamu harus melangkah, di duniamu, dunia nyata itu seperti apa yang aku sarankan. Tetapi tidak, tidak melulu seperti itu, lebih baiknya, jika buat langkah versi kamu. Ciptakan bahagia dalam kehidupan sekeliling. Kamu bisa, aku yakini itu. Jika banyak krikil yang membuatmu lelah untuk memilah langkah, jangan sungkan untuk memilih aku menjadi kawan, jangan khawatir, aku akan datang membersamai.
________________________________________________________
Penulis : Nurul Fajriyah
Ditulis pada hari Rabu, 11 September 2019 )04:20 WIB

  • Share:

You Might Also Like

0 coment�rios