seperti ikan yang hidup nyaman di dalam air tanpa tau bagaimana luasnya kehidupan dengan udara atau seperti bakteri yang bisa ada dimanapun. (Nurul Fajriyah) |
Mau
sampai kapan? Mematung dihadapan "dunia" dalam genggamanmu itu.
Mau
sampai kapan? Berteman dengan sunyi atau sekedar mencari keramaian dengan asyik
memperhatikan kehidupan orang lain.
Mau
sampai kapan? membaca opini orang lain melalui kancah dunia maya.
Mau
sampai kapan? Menghabiskan waktu tanpa adanya manfaat apa-apa.
Mau
sampai kapan? Melihat perdebatan, segala kejahatan tanpa kita membela yang
seharusnya benar dengan aksi nyata.
Pernahkah
kamu, ada dalam kondisi seperti itu?
Hari
dipenuhi malas, maunya berbaring, meringkuk sambil memandang handphone,
sepanjang hari.
Bangkit,
itu nyaman yang melelahkan, lelah tiada ujung, lelah yang pada akhirnya akan
sia-sia juga.
Bergerak
di dunia nyata, cobalah untuk "hadir" disana, buat ceritamu sendiri,
apapun yang bisa kamu lakukan.
Kenapa?
Sadar
ataupun tidak, dengan memilih untuk menyia-nyiakan waktu luang, kita sudah
kehilangan banyak hal, waktu terus berlalu akibat di kejar oleh orang-orang yang
memiliki tekad. Kita bukan orang yang diistimewakan oleh waktu, bukan juga
orang yang dipuja oleh usia. Mereka pasti pamit. Pamit tanpa permisi, tanpa
izin atau sampai menulis surat sebagai salam perpisahan.
Kita
bukan siapa-siapa jika masih memilih untuk meringkuk di tempat persembunyian
yang gelap dan hanya berani mengintip dari balik jendela kehidupan,
menertawakan tanpa ikut merasakan perjuangan, berkritik tanpa tau persoaalan
yang tersembunyi. Kita tidak akan mendapati kebenaran hanya dengan melihat
kejadian tanpa ikut sertakan indra yang lain.
Kita
harus lebih dari itu. Lebih dari hanya sekedar melihat, lebih dari rasa takut
dan ragu dalam hati, jangan kau acuh akan perkataan mereka, lawan saat mereka
tetap berbicara dalam hatimu tentang "ketidakmampuan". Jangan biarkan
semangat (yang hidup di sisi hatimu yang lain) itu mati, jangan biarkan dia
sendiri, jadilah sahabat bagi semua rasa, bagi semangat, ragu dan takut.
Jadilah sahabat yang menuntun pada cahaya. Seorang sahabat pasti akan selalu
mendukung, menuntun, memberi arah meski dengan cara yang berbeda-beda. Ragu dan
takut akan mendukungmu dengan cara menantang, lalu semangat akan menjadi
keyakinan bahwa kau bisa terima tantangan itu.
Masih
terus membaca ceritaku? Kali ini cukup. Aku tidak ingin banyak membuat kamu
berbicara dalam hati sendirian. Kamu harus melangkah, di duniamu, dunia nyata
itu seperti apa yang aku sarankan. Tetapi tidak, tidak melulu seperti itu,
lebih baiknya, jika buat langkah versi kamu. Ciptakan bahagia dalam kehidupan
sekeliling. Kamu bisa, aku yakini itu. Jika banyak krikil yang membuatmu lelah
untuk memilah langkah, jangan sungkan untuk memilih aku menjadi kawan, jangan
khawatir, aku akan datang membersamai.
________________________________________________________
Penulis : Nurul Fajriyah
Ditulis pada hari Rabu, 11 September 2019 )04:20 WIB
0 coment�rios